Matematika banyak
mengalami perkembangan di berbagai Negara di dunia, seperti Babilonia dan Mesir
Kuno.
Babilonia dianggap sebagai Negara yang memiliki tingkat kepandaian
dalam hal ilmu matematika yang tinggi. Karena berdasarkan penelitian, Negara
ini memiliki pemahaman terhadap sisi-sisi segitiga.
Babilonia terletak
di Mesopotamia (Irak), dengan Babel sebagai ibu kotanya. Simbol matematika yang
digunakan adalah sexagesimal (asas-60) dan mulai digunakan sejak tahun
2000 SM. Alasan digunakannya sexagesimal adalah karena angka 60 mudah dibagi
dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30.
Babilonia dikenal
sebagai Negara yang memiliki kepandain tertinggi dalam hal matematika. Pengetahuan
matematika Babilonia diperoleh dari ditemukannya kurang lebih ada 400 lempengan
tanah liat yang digali sejak tahun 1850-an. Lempengan tanah liat ini ditulis
ketika tanah liat masih basah, kemudian dibakar dalam tungku atau dijemur
dibawah sinar matahari.
Dari penemuan
lempeng dari tanah liat tersebut menunjukkan bahwa pada zaman itu bangsa
Babilonia sudah menggunakan aljabar, kemudian dari sinilah yang mendasari
perkembangan aljabar selanjutnya. Dalam menyelesaikan aljabar, bangsa Babilonia
menggunakan teknik penyelesaian masalah menggunakan ide geometri. Berdasarkan
penemuan beberapa naskah matematika di Babilonia tersebut, selanjutnya
menginspirasi ilmuwan muslim untuk mengembangkan matematika selanjutnya.
Seperti Tsabit bin Qurrah, yang dikenal sebagai ahli geometri terbesar
pada masa itu.
Sedangkan itu
bangsa Mesir adalah bangsa pertama yang menemukan ilmu matematika. Matematika
Mesir menggunakan metode-metode praktek untuk mengukur tanah dan meluapnya
sungai Nil, sejak inilah Mesir mulai mengembangkan ilmu geometri.
Naskah matematika
Mesir pertama yang ditemukan bernama papyrus. Papyrus adalah kertas yang
merupakan tulisan sederhana yang ditulis menggunakan tinta dari getah yang
dicampur dengan aran dan air. Papyrus dibagi menjadi 2 yaitu papyrus Moskow dan papyrus Rhind.
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, bangsa Mesir menggunakan 2 sistem bilangan hieroglif
dan sitem bilangan hieratic sebagai alat hitung. Bangsa Mesir kuno juga
mengembangkan operasi aritmatika ( penjumlahan,pengurangan,perkalian,dan
pembagian ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar