Absolutis
progresif merupakan upaya atau usaha manusia dalam mencari kebenaran tanpa
menghiraukan hasilnya. Absolutis Progresi juga merupakan sebuah pandangan yang mana dalam
pengetahuan matematika adalah terdiri dari kebenaran tertentu dan tidak dapat dirubah-ubah. Pandangan
filsafat pendidikan matematika mengenai Absolutis Progresif adalah bahwa aliran
ini memandang matematika sebagai akibat dari sebuah usaha untuk mencari suatu
kebenaran dan bukan hasil.
Sedangkan aliran platonisme adalah
aliran yang mengakui bahwa matematika memiliki objek yang mutlak. Aliran ini
memandang bahwa eksistensi matematika bersifat real atau nyata meski pada
kenyataannya objek matematika bersifat abstrak. Namun aliran platonisme ini
tidak diterima oleh para ilmuan dan tidak termasuk dalam filsafat pendidikan
matematika karena dianggap tidak mampu memberikan deskripsi yang tepat untuk
matematika.
Di dalam filsafat pendidikan
matematika juga terdapat aliran konvensionalisme dan empirisme. Aliran
konvensionalisme sendiri adalah sebuah konseb yang berdasarkan kesepakatan.
Aliran konvensionalisme juga menyebutkan bahwa hasil kebenaran matematika berasal
dari kesepakatan. Aliran ini tidak memiliki banyak informasi karena terlepas
dari sosial matematika, yang berarti tidak terlalu banyak penerapannya dalam
hal sosial matematikanya juga menerapkan sistem pemikiran logika.
Sedangkan aliran empirisme adalah
pengetahuan yang berasal dari pengalaman. Segala hal yang kita dapat dan kita
ambil dari pengalaman disebut dengan pengetahuan. Kebenaran matematika juga
merupakan generalisasi dari empiris, meskipun kebenaran ini dapat meragukan
hasil. Selain empirisme terdapat juga empirisme kuasi, pada umumnya empirisme
kuasi ini sama dengan empirisme. Karena empirisme kuasi adalah nama yang
diberikan kepada filsafat matematika dan dikembangkan oleh Lakatos.
Peran empirisme sendiri dalam dunia
pendidikan adalah mampu membentuk watak dan sikap anak sesuai dengan harapan
sistem pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar